Jumat, 21 Januari 2011

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA ALAM

Tahun 2010, merupakan tahun yang kelabu bagi negara -negara di dunia. Seperti pemberitaan di media, banyak kejadian bencana alam yang menimpa kawasan Asia Tenggara, Eropa,  dan Australia yang tentunya menyedot budget anggaran negara dengan jumlah yang tak sedikit.  Kita melihat ketidakramahan alam, seperti Letusan Gunung Berapi di Jawa Tengah, hujan salju di Australia, gelombang panas di Rusia, hujan salju di Australia.

Ancaman perubahan iklim dan kejadian bencana alam belum dapat menyadarkan para pemimpin di dunia. Padahal, hal ini harus mendapatkan perhatian yang lebih dari para pemangku kepentingan kerena bencana terjadi tanpa melihat waktu dan tempat.

Semua kejadian perubahan iklim dan bencana alam dapat memberikan dampak negatif bagi perekonomian suatu negara. Hal ini dapat terlihat dari indikasi yang terjadi, misalnya akibat terjadinya letusan Gunung Berapi, jalur maskapai penerbangan yang melewati wilayah Yogyakarta sempat ditutup, jalur transportasi tidak mampu digunakan untuk mendorong perekonomian dan perdagangan, tentunya dapat memperlabat sumber pendapatan, dan persoalan lain.   

Masalah perekonomian akibat perubahan iklim dan bencana alam juga terjadi diantara dua negara, yaitu negara maju dan negara berkembang. Masalah ini telah dibawa di pertemuan di Kopenhagen, dari pertemuan inilah dapat dilihat bahwa negara berkembang ingin terus mempercepat pertumbuhan ekonomi sampai dunia mampu menghasilkan hitungan ekonomi kompetitif terhadap alternatif pembangkit listrik berbasis batu bara. (Surat Kabar Harian Kompas).

Konferensi Cancun yang diselenggarakan di Meksiko Bulan November lalu belum dapat menghasilkan keputusan tentang kesepakatan untuk perubahan iklim diantara negara berkembang dengan negara kaya. Pada konferensi ini bersepakat untuk membahas penentuan langkah-langkah sederhana dalam mengurangi masalah perubahan iklim dan pemanasan global dengan memotong emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi, tetapi langkah ini sulit dicapai.   Selain itu, konferensi ini juga menghasilkan kesepakatan, yaitu: pemberian bantuan dana dari negara kaya kepada negara miskin.

Kesepakatan berkaitan dengan pemberian dana kepada negara miskin sebesar 100 miliar dollar AS untuk 2020 nanti, tujuannya melindungi hutan tropis dan transfer teknologi energi bersih.  (Surat Kabar Harian Kompas)











                                                                                                                                   

1 komentar: